Get In Touch
Gubeng Kertajaya V C/47 Surabaya,
East Java, 60286 - Indonesia
info@rised.or.id
Ph: +62 813 3516 1510
Work Inquiries
rised@rised.or.id
Ph: +62 813 3516 1510

Bagaikan Ayam dan Telur: Membaca Hubungan Pendidikan dan Ketimpangan

Image by koinuntuknegeri.org

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu pekerjaan dan kehidupan seseorang di masa depan (Scott & Nightingale, 2018; Stiglitz, 1973). Ungkapan ini didukung oleh studi yang menunjukkan bahwa di Indonesia, latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan (Mahirda & Wahyuni, 2016). Adanya pengaruh pendidikan terhadap pekerjaan dan pendapatan mengindikasikan bahwa aspek tersebut secara langsung berkaitan dengan masalah ketimpangan.

Arip Muttaqien, Cathal O’Donoghue dan Denisa Sologon pada tahun 2019 melakukan studi untuk mengidentifikasi faktor penyebab ketimpangan di Indonesia dan India. Berawal dari ide bahwa setiap negara memiliki penyebab ketimpangannya masing-masing, Muttaqien et al. (2019) melakukan penelitian menggunakan data survei rumah tangga dari kedua negara. Setelah mengolah data survei tersebut agar ukuran variabel yang digunakan dalam studi dapat diperbandingkan, Muttaqien et al. (2019) menemukan bahwa terdapat perbedaan karakteristik masyarakat dewasa di India dan Indonesia. Di India, mayoritas orang dewasa tidak mengenyam pendidikan tinggi dan bekerja sebagai wirausaha dan pekerja lepas. Sedangkan di Indonesia, mayoritas orang dewasa memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan berkerja sebagai wirausaha atau pekerja dengan upah rutin.

Meski terdapat perbedaan karakteristik antara masyarakat India dan Indonesia, hasil studi tersebut menunjukkan bahwa di kedua negara tingkat pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan yang diukur dengan pengeluaran rumah tangga. Kemudian, apabila ketimpangan antara kedua negara tersebut dibandingkan, kontributor perbedaan yang utama adalah pendidikan. Dalam hal ini, ketimpangan pendidikan dapat dilihat dengan dua indikator yaitu rata-rata lama tahun sekolah dan ketimpangan pendidikan antar kelompok masyarakat. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan.

Di sisi lain, ketimpangan pendapatan dapat menjadi faktor penyebab ketimpangan pendidikan. Ketimpangan pendidikan dapat dipandang dalam dua dimensi, yaitu kuantitas dan kualitas. Contohnya, seorang anak dari keluarga miskin relatif sulit memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang cukup, layak dan berkualitas. Dalam kasus ini, ketimpangan pendapatan dapat menjelma menjadi masalah lain, seperti masalah ekonomi yang mengharuskan anak-anak bekerja, keterbatasan sumber daya dan waktu sehingga anak tidak dapat belajar dengan layak, hingga keterbatasan kualitas kesehatan anak yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.   Studi yang dilakukan The SMERU Insitute pada tahun 2019 menunjukkan bahwa di Indonesia seorang anak yang lahir di keluarga miskin cenderung memiliki pendapatan lebih rendah ketika dewasa. Hal ini mengindikasikan bahwa masalah ketimpangan pendapatan dan ketimpangan pendidikan akan bermuara pada masalah mobilitas sosial.

Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa masalah ketimpangan dan pendidikan dapat menjadi penyebab sulit terputusnya rantai kemiskinan. Keduanya saling mempengaruhi hingga dapat diibaratkan seperti ayam dan telur. Mengutip kalimat Goenawan Mohamad,

Betapa mahalnya ongkos pendidikan sekolah bagi sebuah negara miskin;

tapi juga betapa omong kosongnya sistem sekolah itu

untuk menghilangkan jurang kemiskinan”

Maka dari itu, pemerintah dan swasta perlu berkolaborasi untuk menyediakan akses pendidikan layak dan berkualitas yang dapat dijangkau oleh seluruh kelompok masyarakat, serta untuk menyediakan lapangan kerja dan dukungan yang sesuai dengan karakteristik tenaga kerja domestik.

Referensi:

Mahirda, K., & Wahyuni, H. (2016). Returning to general and vocational high-schools in Indonesia. Review of Economic and Business Studies9(2), 9-28.

Muttaqien, A., O’Donoghue, C., & Sologon, D. (2019). Understanding Differences in Household Expenditure Inequality Between India and Indonesia. In What Drives Inequality?. Emerald Publishing Limited.

Scott, M. M., & Nightingale, D. (2018). The Education-Jobs “Mix-Match”. Washington, DC: The Urban Institute.

Stiglitz, J. E. (1973). Education and inequality. The Annals of the American Academy of Political and Social Science409(1), 135-145.

Rizky, M., Suryadarma, D., & Suryahadi, A. (2019). Effect of growing up poor on labor market outcomes: Evidence from Indonesia (No. 1002). ADBI Working Paper Series.

****Artikel disarikan dari even Diskusi Internal RISED #13 dengan topik “Understanding Differences in Expenditure Inequality of India & Indonesia” dengan pemateri Arip Muttaqien dan Discussant Rizky Zulkarnain.

Penyari: Faradilla Rahma Sari
Deputy Director for Business Development – Research Institute of Socio-Economic Development

 

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *