Get In Touch
Gubeng Kertajaya V C/47 Surabaya,
East Java, 60286 - Indonesia
info@rised.or.id
Ph: +62 813 3516 1510
Work Inquiries
rised@rised.or.id
Ph: +62 813 3516 1510

Akses air bersih dan angka partisipasi sekolah, apa hubungannya?

Photo by Pixabay/news.schoolmedia.id

Rendahnya akses terhadap air bersih dan gangguan kesehatan yang menyertainya masih menjadi isu serius di banyak negara, khususnya kelompok low- and middle-income countries. Lebih dari 700 juta penduduk dunia tidak memiliki akses air bersih yang memadai dan setidaknya dua miliar orang mengonsumsi air yang terkontaminasi feses pada 2017. Kesulitan mengakses air bersih ini berimbas pada peningkatan prevalensi penyakit terkait WASH (water, sanitation, and hygiene), seperti diare. Lebih jauh, tingginya angka kejadian diare dan kebutuhan mengakses air bersih juga dapat menurunkan tingkat kehadiran siswa di sekolah, dikarenakan kegiatan mengambil air seringkali dilakukan oleh kaum wanita dan anak-anak.

Studi oleh Komarulzaman et al. (2019) menggunakan data Susenas periode 1994-2014 untuk meneliti hubungan langsung antara akses terhadap air bersih dengan tingkat kehadiran di sekolah dasar, serta hubungan tidak langsung antara akses terhadap air bersih dengan prevalensi diare. Studi tersebut menemukan bahwa kabupaten dengan prevalensi diare tinggi cenderung memiliki angka partisipasi sekolah (school enrolment) yang rendah dan tingkat ketidakhadiran sekolah (school absenteeism) yang rendah pula. Di sisi lain, kabupaten dengan lebih banyak rumah tangga yang memiliki akses air bersih memadai juga memiliki angka partisipasi sekolah yang lebih tinggi dan ketidakhadiran yang lebih rendah. Lebih jauh, akses air bersih yang lebih baik juga berhubungan dengan prevalensi diare yang lebih rendah.

Hasil studi oleh Komarulzaman et al. (2019) sangat diperlukan untuk memberikan dasar ilmiah dalam pembuatan kebijakan lintas sektor terkait WASH di lingkungan sekolah, karena hingga saat ini masih sering ditemui pandangan bahwa upaya perbaikan fasilitas WASH tidak berdampak secara langsung pada perbaikan kualitas pendidikan. Sebagai akibatnya, tidak jarang orang menganggap bahwa kebijakan terkait WASH merupakan isu yang terpisah dari upaya peningkatan kualitas pendidikan dan tidak terlalu diprioritaskan. Padahal sebaliknya, perbaikan infrastruktur WASH, termasuk di dalamnya peningkatan akses terhadap air bersih, dapat menurunkan risiko diare pada anak hingga 70% dan selanjutnya akan meningkatkan tingkat kehadiran dan partisipasi anak-anak di sekolah.

Sebagai kesimpulan, akses yang baik terhadap air bersih dan fasilitas pendukung lain terkait WASH berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, termasuk anak-anak. Akses air bersih dan praktik higiene-sanitasi yang memadai akan berdampak positif terhadap kualitas pendidikan anak, khususnya tingkat kehadiran dan partisipasi anak di sekolah. Tentunya hal ini membutuhkan kerjasama sektor terkait, termasuk diantaranya pendidikan dan kesehatan.

Disarikan oleh Hesti R.B. Arini dari Diskusi Internal RISED dan Paper “Effects of water and health on primary school enrolment and absenteeism in Indonesia” oleh Ahmad Komarulzaman yang ditanggapi oleh Hesti R.B. Arini sebagai discussant.

 

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *